Mendengar istilah emansipasi, pikiran kita pasti akan tertuju pada sosok Raden Ajeng Kartini. Karena beliau adalah pencetus gagasan perjuangan emansipasi di jaman dulu.
Faktor yang mendasari beliau memperjuangkan emansipasi wanita, karena berbagai penderitaan yang dialami beliau dan para wanita di jaman dulu. Kehidupan yang tidak bisa bebas bagai hidup dikelilingi tembok yang tinggi dan kokoh. Adanya kungkungan adat, yang dipingitlah, tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah. Terlebih lagi anggapan orang tua, wanita hanyalah sebagai hiasan/pajangan rumah. Tugas mereka hanya 3M, yaitu Macak, Masak dan Manak.Gerakan emansipasi wanita telah berjasa besar dalam menghantarkan kaum wanita Indonesia menuju gerbang kebebasan. Namun, bukan berarti kebebasan yang kebablasan, melainkan kebebasan yang mengarah pada suatu kemajuan.
Di jaman modernisasi sekarang ini kehadiran wanita perlu diperhitungkan dalam kondisi apapun. Banyak dari mereka yang menduduki kursi DPR bahkan menjadi Presiden sekalipun, meski sebenarnya para wanita hanya boleh memimpin kaum wanita saja. Namun, di jaman sekarang tidak ada yang tidak mungkin bagi wanita mengekspresikan kemampuan yang dimilikinya.
Meskipun sudah mendapat kebebasan layaknya laki-laki, sebagai wanita yang beriman dan beragama, jangan sampai kita mengabaikan perintah-perintah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Jangan sampai kita terjebak dalam dunia yang fana. Jangan sampai terlena akan nikmatnya dunia yang hanya sementara. Banyak para wanita yang kehilangan masa depan yang cerah, karena perbuatan mereka yang kebablasan, misalnya dalam berpacaran. Jangan sampai sebagai wanita kita tunduk pada laki-laki sebelum ia menjadi imam dalam rumah tangga.
Kemajuan dan kemunduran kaum wanita, semua itu tergantung pada diri kita sendiri. Apakah selama ini kita sudah meningkatkan derajat kaum wanita atau belum. Jangan sampai sebagai generasi penerus yang semakin mundur, namun harus menjadi generasi penerus yang dapat memajukan derajat dan martabat kita sebagai wanita.
Oleh : Tri Nupiyarin
Artikelnya sangat bagus, tapi sumbernya dari mana? seharusnya jika mengambil artikel atau pendapat orang lain harus ditulis sumberny