Kamis, 02 April 2009

EMANSIPASI ANTARA KEMAJUAN DAN KEBEBASAN YANG KEBABLASAN

Wanita adalah makhluk yang indah, lemah, lembut, dan perasa. Dari rahim seorang wanitalah kita semua bisa menapaki dunia. Wanita adalah makhluk yang terhormat dan perlu dihormati serta dihargai. Begitu mulia dia hingga banyak sekali lagu, syair, dan buku-buku tercipta karena dia. Hormatilah wanitamu …


itu adalah salah satu lirik lagu yang masih terngiang-ngiang di kepala ini. Menurut saya, kata “wanitamu” bukan hanya berarti pacar atau istri, tapi lebih luas dari itu. “Wanitamu” dapat merujuk pada ibumu, kakakmu, adikmu, keponakanmu, bibimu, teman-temanmu, sahabatmu. Ya … kita semua patut menghormati semua wanita yang ada di sekitar kita.
Lalu apa jadinya jika sebagian wanita sekarang tidak lagi anggun, lemah lembut, dan perasa? Akan jadi apa negara dengan wanita seperti itu? Baru-baru ini di TV diberitakan tentang kekerasan wanita.. Kali ini bukan kekerasan yang dilakukan suami terhadap istrinya seperti yang biasa diberitakan. Kali ini kekerasan terjadi diantara wanita. Di Papua, ada perkelahian antar pelajar wanita karena saling berebut kekasih. Tampak di layar TV dua orang wanita memakai sarung tinju saling adu jotos. Di Boyolali, ada kekerasan yang dilakukan oleh siswi SMU terhadap adik kelasnya. Lewat rekaman amatir, dapat dilihat betapa brutal siswi itu dalam menghajar adik kelasnya itu. Sesekali siswi itu berteriak-teriak sambil mengacungkan tangannya. Tak lama kemudian, sebuah tamparan bertubi-tubi mendarat di muka sang adik kelas. Belum lagi kekerasan yang dilakukan oleh genk nero tahun lalu yang hanya menambah daftar panjang kekerasan wanita.

Kartini adalah wanita yang mulia, cerdas, dan lemah lembut hatinya. Ia berjuang keras demi kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, hingga akhirnya munculah kata emansipasi. Perempuan kini dapat beraktivitas dan berkarier setara dengan laki-laki. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dari sisi hukum, dari kesempatan bekerja, dan kesempatan berkarya. Apa jadinya jika Kartini mengetahui tentang kekerasan yang dilakukan oleh segelintir kaumnya. Tentu Kartini akan menangis tersedu-sedu. Mungkin saja dia berfikir bahwa buku Habis Gelap Terbitlah Terang karyanya tak lagi berarti di jaman ini.

Lewat tulisan ini, saya bukannya berniat menjelek-jelekkan citra wanita. Bukan pula melegalkan perbuatan-perbuatan kekerasan yang dilakukan oleh kaum laki-laki.

Oleh : Endar Dewi Utami

Comments :

0 komentar to “EMANSIPASI ANTARA KEMAJUAN DAN KEBEBASAN YANG KEBABLASAN”

Posting Komentar

Caht With Admin

 

Copyright © 2009 by van-marto